BLOG INI MASIH DALAM TAHAP SOFT LAUNCHING, MOHON DUKUNGANNYA UNTUK MENYELESAIKAN KONSTRUKSI, LESTARIKAN ALAM INDONESIA The First Journey, Gunung Merapi

Thursday 30 October 2008

The First Journey, Gunung Merapi

. Thursday 30 October 2008 .

Ulang tahun yang ke-17 sangat indah buatku. Ketika banyak temanku yang merayakannya dengan pesta, berlibur, dan sebagainya, aku diajak Ayah ke Gunung Merapi yang ada di Jogjakarta, tepatnya di kab. Sleman. Awalnya aku tidak menyangka bahwa ajakan Ayahku serius, karena pada waktu itu, Mei 2006, Merapi dalam status Awas. Namun, ketakutan itu berubah menjadi kepuasan ketika aku melihat pemandangan gunung dari dekat untuk yang pertamakalinya.
Gambar di samping adalah pemandangan Gunung merapi yang dilihat dari jalanan Kaliurang pada pagi hari. mengapa dari kaliurang ? Karena untuk yang pertama kali, kami masih belum mengerti apa itu pendakian. Jadi kami memutuskan untuk ke tempat wisata tersebut.

Berhubung kami sampai di Kaliurang selepas tengah malam, kami memutuskan untuk jalan-2 ke lokasi Gardu Pandang, tempat paling bagus untuk melihat Merapi, pada malam hari. Sengaja saya tidak menampilkan fotonya karena HP ayah saya masih jadul (jaman dulu), sehingga tidak bagus memotret tanpa cahaya lampu.

Lalu di mana kami menginap ? Karena waktu tidak memungkinkan untuk mencari penginapan, maka kami memutuskan untuk bermalam di masjid sebelah pos pengamatan Gunung Merapi. Pada gambar di samping tertera jelas tulisan yang terpotong “Masjid An Nawaroh” di sebelah kanan tulisan “Pos Pengamatan…”. Dan yang berjaket orange itu bukan jin, tapi saya.

Saya memiliki kesempatan tidur hanya satu jam karena keburu Subuh. Setelah kami melaksanakan sholat Subuh berjamah dengan warga sekitar, tentunya wudhu terlebih dahulu dengan air yang super dingin, kami memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri jalanan Kaliurang. Di sana terdapat sebuah rumah yang menurut informasi yang saya dapatkan, rumah itu adalah persinggahan derek keraton Jogjakarta. Mana fotonya ? Sepertinya kami lupa untuk mengambil gambarnya, sorry ya…

Pagi itu kami sempatkan untuk mengambil beberapa gambar pemandangan sekitar. Sekali lagi maaf apabila fotonya jelek karena pakai kamera HP yang masih jadul. Di bawah ini sederet gambar yang berhasil kami ambil :

Wah ternyata lumayan nekat ya kami…Sudah ada perintah untuk berhati-hati tetap saja kami datangi. Memang daerah ini adalah daerah aliran lava pijar yang melewati sungai Boyong.

Setelah melewati papan “Awas ..! Daerah Rawan Lintasan Awan Panas”, kami masuk ke area Gardu Pandang. Di tengah-tengah kita dapat menemukan ruang bawah tanah yang digunakan untuk menyelamatkan diri apabila awan panas datang tiba-tiba.

Ternyata di Gardu Pandang kami bertemu dengan teman-2 dari Universitas negeri Ygyakarta (UNY). Mereka juga berniat untuk melihat secara langsung fenomena awas dari Gunung merapi.

Gambar di atas masih diambil dari area Gardu Pandang. Ternyata Masya Allah…indahnya alam kita ini. Masih belum tertarik untuk melihat ke sana ? Baiklah saya tunjukkan beberapa foto lagi.

Sebelum kembali ke tempat penitipan sepeda motor, lho kok pakai sepeda motor ? Maklum mobil yang kami punya mobil perang Willy’z yang borosnya minta ampun. Jadi pakai sepeda motor saja. Ayah sempat bernarsis (berfoto) ria seperti foto di atas. Tuh awan panasnya kelihatan turun, lari……

Ternyata ada juga turis yang datang. Namun, mereka bukan turis yang langsung datang dari negaranya (Rumania), tapi mereka adalah mahasiswa pertukaran yang sedang menuntut ilmu di UGM (kalau tidak salah).

Itulah beberapa gambar yang berhasil kami abadikan ketika berada di kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Tapi tenang saja masih ada beberapa foto yang terkena jepretan kami ketika dalam perjalanan menuju ke Borobudur, Prambanan, dan lain-2. Namun, foto-2 di tempat tersebut akan saya postingkan lain waktu.

Rencananya kami ingin berkunjung ke kediaman juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan. Dalam perjalanan kami sempatkan sebentar untuk melihat semburan awan panas dari pinggir jalan. Ada juga beberapa orang yang berhenti di sana.

Akhirnya sampai juga kita di rumah Mbah Marijan, tepatnya di desa Cangkringan. Dalam perjalan ke sana memang suasana sangat menegangkan karena awan panas selalu berada tepat di atas kepala kami. Bagaimanapun juga, Mbah Marijan memang tidak juga merasa takut. Rumah Mbah Marijan terletak persis di sebelah masjid yang direnovasi. Letaknya satu komplek (satu pagar) dengan rumah Mbah Marijan.

Ternyata kedatangan kami masih kalah awal dengan para petinggi Bali. Dengan disajikannya dua cangkir teh kepada kami oleh seorang kerabat Mbah Marijan, kami menunggu kesempatan untuk ngobrol langsung dengan Mbah Marijan. Mbah Marijan tinggal dengan seorang perempuan, seorang lelaki, dan seorang gadis cilik seperti yang ada di pangkuan beliau pada foto di atas.

Akhirnya sampai juga kesempatan kami berbincang dengan Mbah Marijan. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, kami memutuskan untuk berpamitan kepada Mbah Marijan.

Dengan berpamitannya kami dengan beliau, berpamitan juga saya pada sobat semua. Insya Allah jika ada waktu, saya akan berbagi pengalaman yang kemungkinan besar membahas tentang gunung, tapi ada juga yang bukan gunung.

Blog ini adalah blog kedua saya. Blog pertama dapat sobat lihat di sini. Dan tak lupa saya berterimakasih karena telah membaca postingan pertama saya ini.

9 comments:

Anonymous said...

JAH ANAK GUNUNG JUGA TOH...SAMA DONK BRO:))...LIAT SITE GW BRO TP BLM KOMPLIT SIH:))...LUMAYAN LAH BUAT PEMULA http://www.jiimonet.co.cc/.....HEHEHEHEE..SALAM KENAL....=)):D

Muhammad Ayub said...

@jimz : ok qta slng tukar info

Nurul Hida said...

wah lewat kaliurang yah.. waktu itu aku lewat Selo

Muhammad Ayub said...

@Bie Jpers : wah asik dong

Anonymous said...

Salam buat Mbah Marijan. Wee.. hebat bisa ketemu bintang iklan tenar.

Anonymous said...

wa...aah q suka skl baca artikelmu dari bahasa, tulisan uda hampir sempurna.Jadi pengen naik gunung.he...he

Cb 151 GKS'07 said...

buat gw kita harus menjaga dan merawat apa yg sudah di titip kan oleh yg maha kuasa kepada kita untuk di rawat tidak di rusak,krn sekarang nie semua mengaku pecinta alam tetapi yg terjadi justru sebaliknya....menebang,mencoret-coret dan yg paling sering terjadi meninggalkan sampah berserakan begitu saja...
marilah kita bersama2 mulai dari diri kita sendiri.
SALAM RIMBA
UKI FH C'MARA BUANA

Anonymous said...

CERITANYA LUCU MAZ, JADI KEPINGIN NGIKUT NIHH, WAH KAPAN DIAJAK, TAPI BADAN MAH MANA KUAT, KEINGGINAN SLALU ADA TAPI KEMALASAN KALO HARUS JALAN n TURUN GUNUNG SLALU MENYERANG HATI NURANI, JADI MBACA CERITA REAL CONDITION JADI LEBIH ASYIK, TAHU ALURNYA GITUI!!!!! SUCCES YO MAZZZ!!! NEK ISO JAYA WIJAYA SKALIAN DITAKLUKKAN!!!!http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/emoticons7/24.gif

munahnugroho said...

wah kayanya seru banget... setiap foto-fotonya selalu menarik.. apalagi perjalanan ke gunung merapinya pasti seru abis..

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Terimakasih telah sudi membaca artikel ini, penulis tidak butuh penghargaan yang berlebih. Penulis hanya meminta kesediaan sobat untuk mengisi pesan di kotak komentar.

 
alam-indonesia.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com