BLOG INI MASIH DALAM TAHAP SOFT LAUNCHING, MOHON DUKUNGANNYA UNTUK MENYELESAIKAN KONSTRUKSI, LESTARIKAN ALAM INDONESIA Indahnya Alam Kita: October 2008 - pegunungan, alami, gunung, petualangan, adventure

Thursday, 30 October 2008

Pendakian pertama, Penanggungan Jilid 1

. Thursday, 30 October 2008 .

Alhamdulillah, setelah obrak-abrik notebook, dapat juga foto-2 pendakian pertamaku. Pengalaman pendakian pertama ini didasari oleh keinginan berada di puncak gunung setelah beberapa bulan sebelumnya, Ayah dan saya melihat keindahan Merapi.

Foto di samping adalah gambar ketika kami akan sampai di puncak. Kami ? Benar sekali, waktu itu saya mendaki bersama Ayah, sepupu saya Riska, tetangga saya Mas Rudi-Mas gatot-Mas Anas-dan Oki.

Belum-2 koq sudah ditampilin yang puncak sih Yub ? Ya maaf, wong yang kepilih pertama kali gambar ini, jadi langsung saja dicomot.

Untuk sampai di puncak kami memerlukan waktu sekitar semalam dari pos pendakian Tamiajeng, Trawas, Kab.Mojokerto. Tinggi gunung ini memang tidak seberapa, sekitar 1,5 Km Dpl (dari permukaan Laut).

Sebenarnya waktu yang kami tempuh cukup lambat, maklum kan masih pendakian pertama. Sedangkan Mas Gatot dan Mas Anas sudah berkali-kali ke sana. Sepintas, terlihat sepertinya puncak gunung itu kecil. Namun, setelah melewati area seperti gambar di atas, ternyata puncak Gunung Penanggungan sama lebarnya dengan dua lapangan sepakbola.

Ini salah satu isi dari puncak Gunung Penanggungan. Ada berjajar batu yang disusun sangat rapi. Namun, saya belum tahu apakah itu buatan masa lalu atau hasil karya para pendaki yang digunakan untuk bermalam di puncak.
Oh iya hampir lupa, kenapa saya memberi judul postingan ini “Pendakian Pertama, Penaggungan jilid 1” ? Karena saya akan membagi pengalaman mendaki ke Gunung Penaggungan tidak hanya sekali. Kalau tidak salah saya sudah merasakan puncaknya sekitar 10 kali, tapi masih jauh dari Ayah saya yang sudah muncak sekitar 20 kali lebih.
Baiklah kita mulai dari awal lagi ya…
Yang ini adalah suasana pagi di puncak bayangan. mengapa disebut puncak bayangan? Karena bentuknya sama dengan puncak. Dan tempat inilah yang seriing dijadikan basecamp oleh para pendaki. Kita bisa lihat pada foto di samping, ternyata banyak juga tenda yang berada di dekat kami.
Tendamu yang mana Yub ? Tendaku yang berwarna biru, dan di sampingnya itu saya memakai jaket putih dengan tangan di atas api karena kedinginan he…he…
Memang tenda pertama kami masih berbentuk segitiga yang proses membuatnya dijahit oleh tangan Ibuku dan Bu Har (tetangga yang berprofesi sebagai penjahit).
Gambar di atas adalah area puncak bayangan yang lebih luas dengan latar belakang Gunung Arjuna-Welirang yang masih samar terlihat.
Puncak Gunung Penaggunagan sebenarnya ya yang ada pada foto di atas itu. Dari puncak bayangan, perjalanan menuju puncak menghabiskan waktu sekitar 1-1,5 jam perjalanan.
Setelah dirasa cukup siap, kami mulai mendaki ke puncak. Semua perbekalan kami taruh di puncak bayangan, seperti tenda, tas, makanan berat. Sedangkan dompet, HP, makanan kecil, dan air minum kami bawa ke atas. Perlu diketahui bahwa di Gunung Penanngungan via jalur Tamiajeng, tidak akan kita temukan sumber air atau sungai. Oleh karena itu kami membawa air mineral dan air dari pos pendakian.
Jika sobat ingin ke sana, berhati-hatilah karena banyak batu licin seperti foto di atas. Batu-2 tersebut berada di jalur pendakian kami.
Di manapun kami berada, narsis tetap yang utama he…he…Di atas tadi disebutkan ada tujuh orang yang ikut mendaki, koq di foto cuma lima ? Yang satu (Ayah) lagi njepret kami dan yang satunya lagi (Mas Rudi) tidak melanjutkan perjalanan ke puncak, jadi masih ada di puncak bayangan menjaga perbekalan. Katanya sih boyoknya kumat.
Setelah berjalan dengan memeras keringat dan dengan bercucuran air mata (hiperbola banget), akhirnya kami sampai juga di puncak. Tidak lupa, hal yang pasti dilakukan oleh seorang pendaki juga kami lakukan, yaitu bernarsis ria he…

Bagaimana indah kan view-nya ? Makanya cepetan mendaki ke sana. Sobat dapat berfoto dengan latar belakang Gunung Arjuna-Welirang yang gagah.
Dari kejauhan kita dapat melihat Gunung Semeru yang sedang mengeluarkan awan panas. Rasanya ingin sekali saya ke sana. Jangan khawatir, keinginan saya itu telah terkabul. Saya sudah ke Semeru tiga kali, tapi lain kali saja saya tampilkan fotonya.
Wah awannya sudah naik tuh, kami memutuskan untuk kembali ke basecamp atau puncak bayangan.
Ternyata setelah sampai di tenda, Mas Rudi sudah memasak. Langsung saja kita lahap tuh mie instant dan kopi. Segerrr…

Berhubung setelah saya cari-2 tidak ada lagi foto pertama ke Gunung Penaggungan, maka saya akhiri dulu ya postingan kali ini. Lain waktu saya akan berbagi pengalaman saya di Penanggungan Jilid ke-??? dan Gunung-2, serta lokasi indah di Indonesia yang lain.
Lestarikan alam Indonesia…

Silahkan lanjut baca, jangan lupa komentarnya...

The First Journey, Gunung Merapi

.

Ulang tahun yang ke-17 sangat indah buatku. Ketika banyak temanku yang merayakannya dengan pesta, berlibur, dan sebagainya, aku diajak Ayah ke Gunung Merapi yang ada di Jogjakarta, tepatnya di kab. Sleman. Awalnya aku tidak menyangka bahwa ajakan Ayahku serius, karena pada waktu itu, Mei 2006, Merapi dalam status Awas. Namun, ketakutan itu berubah menjadi kepuasan ketika aku melihat pemandangan gunung dari dekat untuk yang pertamakalinya.
Gambar di samping adalah pemandangan Gunung merapi yang dilihat dari jalanan Kaliurang pada pagi hari. mengapa dari kaliurang ? Karena untuk yang pertama kali, kami masih belum mengerti apa itu pendakian. Jadi kami memutuskan untuk ke tempat wisata tersebut.

Berhubung kami sampai di Kaliurang selepas tengah malam, kami memutuskan untuk jalan-2 ke lokasi Gardu Pandang, tempat paling bagus untuk melihat Merapi, pada malam hari. Sengaja saya tidak menampilkan fotonya karena HP ayah saya masih jadul (jaman dulu), sehingga tidak bagus memotret tanpa cahaya lampu.

Lalu di mana kami menginap ? Karena waktu tidak memungkinkan untuk mencari penginapan, maka kami memutuskan untuk bermalam di masjid sebelah pos pengamatan Gunung Merapi. Pada gambar di samping tertera jelas tulisan yang terpotong “Masjid An Nawaroh” di sebelah kanan tulisan “Pos Pengamatan…”. Dan yang berjaket orange itu bukan jin, tapi saya.

Saya memiliki kesempatan tidur hanya satu jam karena keburu Subuh. Setelah kami melaksanakan sholat Subuh berjamah dengan warga sekitar, tentunya wudhu terlebih dahulu dengan air yang super dingin, kami memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri jalanan Kaliurang. Di sana terdapat sebuah rumah yang menurut informasi yang saya dapatkan, rumah itu adalah persinggahan derek keraton Jogjakarta. Mana fotonya ? Sepertinya kami lupa untuk mengambil gambarnya, sorry ya…

Pagi itu kami sempatkan untuk mengambil beberapa gambar pemandangan sekitar. Sekali lagi maaf apabila fotonya jelek karena pakai kamera HP yang masih jadul. Di bawah ini sederet gambar yang berhasil kami ambil :

Wah ternyata lumayan nekat ya kami…Sudah ada perintah untuk berhati-hati tetap saja kami datangi. Memang daerah ini adalah daerah aliran lava pijar yang melewati sungai Boyong.

Setelah melewati papan “Awas ..! Daerah Rawan Lintasan Awan Panas”, kami masuk ke area Gardu Pandang. Di tengah-tengah kita dapat menemukan ruang bawah tanah yang digunakan untuk menyelamatkan diri apabila awan panas datang tiba-tiba.

Ternyata di Gardu Pandang kami bertemu dengan teman-2 dari Universitas negeri Ygyakarta (UNY). Mereka juga berniat untuk melihat secara langsung fenomena awas dari Gunung merapi.

Gambar di atas masih diambil dari area Gardu Pandang. Ternyata Masya Allah…indahnya alam kita ini. Masih belum tertarik untuk melihat ke sana ? Baiklah saya tunjukkan beberapa foto lagi.

Sebelum kembali ke tempat penitipan sepeda motor, lho kok pakai sepeda motor ? Maklum mobil yang kami punya mobil perang Willy’z yang borosnya minta ampun. Jadi pakai sepeda motor saja. Ayah sempat bernarsis (berfoto) ria seperti foto di atas. Tuh awan panasnya kelihatan turun, lari……

Ternyata ada juga turis yang datang. Namun, mereka bukan turis yang langsung datang dari negaranya (Rumania), tapi mereka adalah mahasiswa pertukaran yang sedang menuntut ilmu di UGM (kalau tidak salah).

Itulah beberapa gambar yang berhasil kami abadikan ketika berada di kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Tapi tenang saja masih ada beberapa foto yang terkena jepretan kami ketika dalam perjalanan menuju ke Borobudur, Prambanan, dan lain-2. Namun, foto-2 di tempat tersebut akan saya postingkan lain waktu.

Rencananya kami ingin berkunjung ke kediaman juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan. Dalam perjalanan kami sempatkan sebentar untuk melihat semburan awan panas dari pinggir jalan. Ada juga beberapa orang yang berhenti di sana.

Akhirnya sampai juga kita di rumah Mbah Marijan, tepatnya di desa Cangkringan. Dalam perjalan ke sana memang suasana sangat menegangkan karena awan panas selalu berada tepat di atas kepala kami. Bagaimanapun juga, Mbah Marijan memang tidak juga merasa takut. Rumah Mbah Marijan terletak persis di sebelah masjid yang direnovasi. Letaknya satu komplek (satu pagar) dengan rumah Mbah Marijan.

Ternyata kedatangan kami masih kalah awal dengan para petinggi Bali. Dengan disajikannya dua cangkir teh kepada kami oleh seorang kerabat Mbah Marijan, kami menunggu kesempatan untuk ngobrol langsung dengan Mbah Marijan. Mbah Marijan tinggal dengan seorang perempuan, seorang lelaki, dan seorang gadis cilik seperti yang ada di pangkuan beliau pada foto di atas.

Akhirnya sampai juga kesempatan kami berbincang dengan Mbah Marijan. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, kami memutuskan untuk berpamitan kepada Mbah Marijan.

Dengan berpamitannya kami dengan beliau, berpamitan juga saya pada sobat semua. Insya Allah jika ada waktu, saya akan berbagi pengalaman yang kemungkinan besar membahas tentang gunung, tapi ada juga yang bukan gunung.

Blog ini adalah blog kedua saya. Blog pertama dapat sobat lihat di sini. Dan tak lupa saya berterimakasih karena telah membaca postingan pertama saya ini.

Silahkan lanjut baca, jangan lupa komentarnya...

Tentang Penulis

.

Nama : Muhammad Ayub

Alamat : Perumahan Pondok Teratai, Sooko, Mojokerto, Jawa Timur

Tempat/tanggal Lahir : Mojokerto/25 Mei !989

Pendidikan :

  1. TK Fatayat 10 Nopember tamat dan lulus
  2. SDN Sooko 1 tamat dan lulus
  3. SMPN 2 Mojokerto tamat dan lulus
  4. SMAN 1 Gedeg Mojokerto tamat dan lulus
  5. STIKOMP Surabaya

Hobi :

  1. Sepakbola
  2. Adventure

Kegiatan Adventure :

  1. Pendakian Gunung Semeru
  2. Pendakian Gunung Arjuna
  3. Pendakian Gunung Welirang
  4. Pendakian Gunung Penanggungan
  5. Pendakian Gunung Lawu
  6. Lintas Alam Gua Sigolo-golo
  7. Susur Bukit Gunung Kelud
  8. Susur Bukit Gunung Merapi
  9. dll

Kegiatan Internet :

  1. Penulis Blog http://friendster-etutorial.blogspot.com
  2. Penulis Blog http://alam-indonesia.blogspot.com
  3. Pemilik Friendster http://profiles.friendster.com/ayub89
  4. CEO The Ayub Institute yang menaungi tiga blog di atas

Silahkan lanjut baca, jangan lupa komentarnya...

Sekedar Blog untuk Pamer Foto

.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, saya ucapkan terimakasih dan syukur kepada Allah S.W.T atas diluncurkannya blogfoto ini. Blog ini adalah salah satu bagain atau media dari penulis, Muhammad Ayub, untuk lebih mengekspresikan diri dan berbagi pengalaman yang pernah dilalui. Blog ini adalah yang kedua setelah blog pertama http://friendster-etutorial.blogspot.com/ dimunculkan sekitar tiga bulan lalu atau pada bulan Juni-Juli 2008.

Blog ini berisikan foto-foto perjalanan penulis ketika berada di alam Indonesia. Kegiatan-kegiatan pendakian, lintas alam, susur sungai, susur bukit, dan kunjungan tempat wisata akan disajikan dalam foto-foto yang informatif. Selain itu, penulis juga berharap agar blog ini dapat dijadikan panduan dan pedoman jika pembaca ingin berpergian ke tempat yang dibahas pada blog ini.

Tujuan paling utama diluncurkannya photoblog ini adalah untuk menggugah rasa cinta tanah air dan menghargai serta mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah S.W.T. Terimakasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, adik-2, Mas heru, Riska, Danang, Mas Katam, Mas Gatot, Mas Anas,Mas Rudi, Oki dan teman-teman kampung yang pernah ikut mendaki, Mas Ipul, Mas Sugik, Mas Hudi, Mas Santo ITS dan teman-teman resimen mahasiswa ITS yang pernah mendaki Semeru bersama, Mas Gemblong, Mas Santo salon, Hendi, Imong dan teman-teman alumni SMA 3 Sidoarjo yang pernah mendaki Semeru bersama, Pak Nur, Mas Wadi, Mas Ikhsan dan teman sekantor Ayah yang sering ikut mendaki, Mas Ninja, Mas Seto, Dhani dan teman-teman Himapasti STIKOMP Surabaya semua yang pernah bersama ketika mendaki Arjuna-Welirang, serta semua sahabat yang tidak bisa disebut satu per satu. Ucapan terimakasih ini pantas saya berikan kepada mereka karena penulis telah lancang memasang foto-foto mereka tanpa ijin.

Akhirnya penulis mengucapakan selamat membaca dan melihat foto-foto alam Indonesia. Lestarikan alam Indonesia.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

CEO The Ayub Institute

Muhammad Ayub

Silahkan lanjut baca, jangan lupa komentarnya...
 
alam-indonesia.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com